..

..

Whois Online?

Wednesday, September 18, 2019

Sharing Pengalaman Ibadah Haji dari Jepang dengan Travel E-Holidays Tahun 2019


Highway to Baitullah  (source: jecko's collection)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Menunaikan ibadah haji dari Jepang adalah hal yang tidak saya sangka-sangka sebelumnya. Keputusannya begitu mendadak, meskipun jauh di lubuk hati saya saat berangkat ke Jepang dulu, memang ada cita-cita jika ada rezeki ingin berangkat haji dari Jepang. Tetapi setelah saya sampai di Mekkah dan banyak ketemu jamaah haji lain, termasuk dari Indonesia, akhirnya saya menyadari dan mendapatkan pencerahan bahwa seseorang yang akhirnya berhasil menginjakkan kaki di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, sebenarnya murni karena panggilan khusus dari Alloh SWT. Banyak orang yang punya banyak uang, tetapi tidak tergerak untuk mendaftar dan berangkat haji. Banyak yang ingin berangkat, tetapi tidak ada kuota atau harus menunggu sangat lama seperti yang dialami para calon jamah haji dari Indonesia. Banyak yang sudah mendaftar dan menunggu sangat lama, pada saatnya mau berangkat haji malah jatuh sakit, meninggal dan lain sebagainya.

Menunaikan ibadah haji dari Jepang sangat banyak keuntungannya dibandingkan dari Indonesia. Hal ini bahkan diamini oleh seluruh anggota jama'ah haji  travel E-holidays dari berbagai negara, dengan membandingkan kondisi haji di negara masing-masing dibandingkan dari Jepang. Bagi kita orang Indonesia, keuntungan yang paling utama adalah bisa langsung berangkat, tidak pakai antri seperti yang ada di Indonesia. Keuntungan lain adalah fasilitas ONH Plus dengan fasilitas VIP saat berada di Mina, Padang Arofah dll dan harganya untuk paket ini kira-kira kurang dari sepertiga dari paket sejenis yang ada di Indonesia. Di Indonesia untuk paket ONH Plus yang langsung berangkat biayanya sekitar 230 juta rupiah. Saya bahkan ketemu jama'ah haji dari Singapura saat di Mina, kata mereka di Singapura biayanya sebesar 140 juta, itupun harus menunggu 5 tahun, sementara saat keberangkatan dari Jepang ini kira-kira jika dikurs ke rupiah biayanya sebesar 74 Juta Rupiah. Keuntungan lainnya, jarak tempuh penginapan kurang lebih hanya sekitar 10 menit dari Masjidil Haram, sehingga kita bisa mengikuti jama'ah sholat fardlu di Masjidil Haram secara terus menerus selama berada di Kota Mekkah, yang pahalanya sama dengan 100.000 kali lipat dibanding sholat di mesjid biasa.

Terkait hitungan pahala sholat di Masjidil Haram ini, coba kita bayangkan seandainya kita hidup di dunia ini selama 60 tahun, sementara kita mulai sholat saat usia baliq umur 15 tahun, maka kita hanya mengumpulkan pahala sholat sebesar 45 (tahun) x 365 (hari) x 5 kali = 82.125 dari keseluruhan sholat fardlu yang kita lakukan, itupun juga kalau sholatnya tidak ada yang kelewat. Artinya dengan mengikuti jama'ah sholat fardlu di Masjidil Haram sekali saja, pahalanya sudah bisa melebihi hitungan dari semua pahala sholat yang kita kumpulkan selama 45 tahun tersebut. Meskipun sebenarnya hitungan yang saya lakukan ini hanyalah hitungan kasar, yang hanya saya pakai untuk memacu semangat agar bisa ikut jama'ah sholat fardlu terus saat di Mekkah. Hitungan sebenarnya tentu hanya Alloh SWT yang tahu. Dan alhamdulillah dengan penginapan dekat dengan Masjidil Haram, keuntungan kita minimal dalam seminggu kita akan bisa mengikuti jama'ah sholat fardlu di Masjidil Haram secara terus menerus. Kondisi ini harus kita syukuri, mengingat banyak jama'ah haji lain, seperti yang mayoritas dialami jamah haji reguler dari Indonesia, jarak penginapannya bisa sampai 6 - 8 kilometer dari Masjidil Haram, yang tentu akan lebih sulit melakukan hal ini, meskipun kadang ada juga kloter yang beruntung.

Menara Zam Zam Tower dan Masjidil Haram (source: jecko's collection)
Untuk selanjutnya sebagai referensi bagi teman-teman yang akan berangkat  haji dari Jepang, bersama ini saya sampaikan sharing pengalaman saat saya dan istri menunaikan ibadah haji dari Jepang dengan menggunakan travel E-Holidays Tahun 2019. Sharing pengalaman ini akan saya sampaikan dengan pendekatan kronologis, dan semoga bermanfaat.

1. Travel Haji termurah di Jepang tahun 2019 
Setahu saya travel E-Holidays  ini adalah travel termurah, dari semua travel haji yang ada di Jepang untuk keberangkatan haji Tahun 2019. Sebenarnya inilah salah satu pendorong saya memutuskan untuk berangkat menunaikan ibadah haji bersama istri. Keputusannya pun mendadak, diputuskan kira-kira seminggu sebelum Ramadan, saat melihat iklan yang terkirim di Group Line Kagama Jepang. Yang mengirimkan iklan tersebut teman saya, namanya Andi (Dwi Andi Listiawan) yang sedang kuliah di Tokodai. Saya langsung kontak travelnya dengan email terkait prosedur dan lain-lain. Dan selanjutnya dijawab bahwa yang penting punya  Zairu Kado(KTP Jepang) yang menunjukkan sudah lebih dari 6 bulan tinggal di Jepang. Setelah itu terkait pembayaran, harus menyetorkan 150.000 Yen per jama'ah sebagai uang muka melalui transfer rekening, dari harga total sebesar 570.000 Yen per Jamaah (kira-kira setara dengan 74 Juta Rupiah saat keberangkatan ini). Harga ini adalah harga termurah dari semua travel di Jepang Tahun 2019 dengan fasilitas VIP.

Karena ini travel baru, dan pemberangkatan tahun 2019 adalah pemberangkatan haji perdana, tentu saya tidak langsung percaya, dan akhirnya saya buat janji untuk berkunjung ke kantornya. Di kantor E-Holidays yang pada saat itu berada di daerah Kanda (dekat Akihabara, Tokyo), saya disambut Brother Diallo Abou Dramane, manajer urusan haji di travel ini yang kebetulan berasal dari Mali, tetapi lama studi di Mesir, dan sudah 30 tahun tinggal di Jepang, jadi beliau menguasai 3 bahasa: Arab, Inggris, Jepang, dan bahkan Bahasa Perancis. Setelah mendapat penjelasan yang cukup detail dan yakin dengan travel ini, akhirnya saya memutuskan untuk mentransfer uang muka sebesar 300.000 Yen (untuk saya dan istri), dan sisanya akhirnya saya lunasi menjelang Hari Raya idul Fitri 1440 H. Pelunasan pembayaran haji ini saya sertai juga dengan kesadaran dan keikhlasan, bahwa jika nanti pelayanannya lebih buruk dari travel yang lain, saya harus maklum, karena memang biayanya paling murah.

Iklan Haji E-Holidays Jepang Tahun 2019
2. Pengurusan Pra- Keberangkatan

Seperti lazimnya persiapan keberangkatan haji, kami harus mengumpulkan semua berkas dan melakukan vaksin meningitis dan influenza. Dan sebenarnya untuk seluruh haji di Jepang kliniknya hampir sama, yaitu di Hibiya Clinic yang beralamat di Yurakucho denki building South wing 3F,
1-7-1, Yurakucho Chiyoda-ku, Tokyo, 100-0006, Japan. Untuk ke sini bisa menggunakan kereta Yamanote Line dan berhenti di Stasiun Yurakucho. Biaya vaksinnya adalah sebesar 22.000 Yen per orang. Untuk menghubungi klinik ini bisa melalui telp. 03-3217-1105. Singkat kata akhirnya saya dan istri melakukan vaksin di klinik ini. Sedangkan untuk pengurusan VISA semua dihandel oleh pihak travel. Pengurusan Visa ini relatif lancar tanpa kendala, bahkan saya punya permintaan khusus karena istri saya harus ikut conference di Yogyakarta, tanggal 27 - 30 Juli, sementara tanggal 1 Agustus kami sudah harus bertolak ke Saudi. Itupun dapat dipenuhi oleh pihak travel. Kami juga melakukan Manasik Haji bertempat di Mesjid Otsuka, Tokyo, tetapi saya sendiri juga ikut Manasik Haji  yang diselenggarakan oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII)  di Balai Indonesia. Saat itu E-Holidays Travel juga datang di acara Manasik Haji KMII, meskipun jama'ahnya yang datang hanya saya dan istri saya.

3. Keberangkatan dari Narita Airport
Saat saya mengambil berkas VISA, saya kemudian menerima tiket dari pihak travel. Hal yang tidak saya sangka bahwa, ternyata kami akan terbang dan berangkat dengan Maskapai Emirates Airlines dengan rute Narita Tokyo - Dubai - Jeddah, dengan waktu transit di Dubai sekitar 3 jam. Menurut info anak saya kedua yang hobi mengamati dunia penerbangan, "Sepertinya itu nanti pesawatnya Airbus A 380-800 Papa". "Oh ya?" respon saya, dan setelah saya cek benar untuk rute Narita - Dubai - Jeddah pesawatnya memang menggunakan pesawat Super Jumbo Jet Airbus A 380-800,  pesawat double dekker yang muat hampir 500 penumpang lebih, dengan desain interior yang sangat nyaman. Kelebihan pesawat ini sangat stabil di udara karena ukurannya yang besar, serta kita dapat melihat kondisi luar karena ada 3 kamera video yang terpasang di badan pesawat. Pesawat jenis ini bahkan belum bisa landing di bandara-bandara di Indonesia, yang paling dekat baru di bandara  Singapore.


Emirates Airlines A 380 - 800 yang digunakan oleh Rombongan haji E-Holidays 2019
(Source: Rebius, shutterstock.com)


Menurut saya di tahun 2019 ini, hanya Travel E-Holidays yang menggunakan maskapai paling keren, sekelas Emirates Airlines dengan pesawat Jet Super Jumbo, makanan enak, serta pelayanan awak pesawat yang sangat baik. Maklum mungkin karena saya agak udik (ndeso), sebelumnya saya pernah ke Moskow dengan maskapai Rusia, dan ke Roma, Italy juga, tetapi belum pernah menemukan airlines senyaman Emirates Airlines ini. Di maskapai ini, begitu lepas landas dari Dubai ke Jeddah, kami juga disuguhi dengan video-video tentang haji lengkap dengan lantunan kalimat talbiyah, serasa sudah di tengah Padang Arofah, padahal sampai Saudi saja belum.

Tangga menuju lantai 2, di dalam pesawat Emirates Airlines Air Bus A 380-800
(source: jecko's collection)

Kami berangkat berombongan dengan jumlah peserta 25 orang. Kuota E-Holidays sendiri total adalah sejumlah 150 orang. Belakangan saya mendengar bahwa banyak calon jama'ah haji yang akan berangkat dengan travel lain batal karena kuota sudah penuh, sementara sebenarnya E-Holiday masih banyak kuotanya, bahkan bisa menampung 125 peserta lagi.

Dari 25 orang rombongan tersebut, hanya ada 2 keluarga asal Indonesia, yaitu saya dan istri, serta keluarga  Mas Chandra dan Mbak Afia Hayati serta anaknya Alfat yang masih berusia 3 tahun. Selebihnya jama'ah berasal dari Mali, Ghana, Bangladesh, India, Turki, Mesir, Aljeria, dan Rusia dan lain-lain. Alfat ini yang kemudian menjadi hiburan bagi seluruh jama'ah karena anaknya lucu dan hobi perang-perangan dengan gaya Ultraman. Hampir semua jama'ah pernah ditantang perang-perangan oleh Alfat.

Dari kiri ke kanan: Mas Chandra dan Mbak Afia Hayati; orang tua Alfat (paling kanan),
yang merupakan jama'ah haji E-Holidays termuda dan baru berumur 3 tahun, dan saya (di belakang Alfat).
Jama'ah E-Holidays Tahun 2019 ini dari Indonesia hanya 5 jama'ah, yaitu Saya dan Istri, Mas Chandra dan Istri, serta Alfat

Dan singkat cerita, setelah akhirnya pesawat takeoff  tepat jam 22.00 JST, tanggal 1 Agustus 2019 dari Narita Airport, pada pukul 03.00 dini hari akhirnya kami landing dan transit di Bandara Dubai International Airport (DBX).  Di Dubai kami transit selama 3 jam, untuk sholat shubuh dan kemudian berganti pakaian Ihram, karena Miqod akan berada di atas pesawat, kurang lebih 22 menit sebelum mendarat di Jeddah. Jam 6.30 akhirnya kami take-off dari Dubai dan kurang lebih 2,5 jam setelahnya, kami mendarat di Jeddah Airport.

Yang saya surprise, meskipun muka saya lagi saya tutup dengan masker, saat saya keluar pesawat sesaat setelah mendarat di Jeddah, pramugari dengan wajah Arab yang sumringah bilang " Terimakasih, selamat terbang dengan kami kembali". Darimana dia tahu saya orang Indonesia?

Jamaah Haji E-Holidays saat transit di Dubai International Airport (DBX)
4. Tiba di Kota Mekkah

Sesampainya mendarat di Jeddah, sesuai rute yang telah ditentukan, kami langsung menuju ke Mekkah tepatnya menuju penginapan kami di Hotel Al Keswah, sebuah hotel bintang IV di daerah Jawar, kurang lebih 10 menit dengan jalan kaki ke Masjidil Haram, sesuai dengan yang telah saya ceritakan sebelumnya. Di Hotel ini, kami menginap di Lantai 10, satu kamarisinya bervariasi ada yang 3 dan ada yang 4 orang. Tetapi kami merasa hotel ini cukup representatif, kami mendapat makan yang cukup memadai dan ada juga fasilitas mencuci dan menjemur pakaian.

Hotel Al Keswah Kota Mekkah (tampak luar)
Hotel Al Keswah Kota Mekkah (Tampak Dalam)

Setelah selesai memasukkan barang-barang ke dalam kamar masing-masing, kami segera bersiap untuk melaksanakan Umroh, karena kami melaksanakan Haji Tamattu. Kami segera bergegas menuju ke Masjidil Harram untuk bergabung melaksanakan sholat Isya' kemudian dilanjutkan dengan ibadah Umroh. Pilihan untuk melaksanakan ibadah Umroh setelah sholat Isya ini juga sepertinya pilihan yang tepat, terbukti saat Thawaf, kondisinya tidak terlalu padat. Begitu juga saat melaksanakan Sai, kondisinya masih longgar.


Berfoto bersama setelah Sa'i selesai (Source: Usman's Collection)

Kondisi menjadi padat setelah kami hampir menyelesaikan Sa'i, dan setelah selesai Sa'i kami segera menuju ke lantai 2, karena sebelumnya kami melaksanakan semua di lantai bawah dan saat Thawaf juga di lantai bawah. Setelah berada di lantai 2, saya sempat mengabadikan suasana Thawaf di lantai bawah, yang sangat padat sekali. Foto ini diambil tanggal 3 Agustus 2019 kira-kira jam 1 dini hari.

Saya dan istri saya (Devitra Saka Rani), berfoto di lantai 2 Masjidil Haram
setelah melaksanakan Ibadah Umroh (source: jecko's collection)

Setelah Umroh kami sempat juga melakukan Tour di Kota Mekkah, diantaranya ke Jabal Nur, Jabal Rahmah, Gua Hira, dan mengunjungi Maktab di Mina, Arofah, dan Musdalifah sebelum hari Tarwiyah. Tour semua merupakan bagian dari paket Haji yang disediakan oleh travel. Saya kira ini hampir sama untuk semua travel.

Jamaah Haji E-Holidays mengunjungi Jabal Nur (Source: jecko's collection)
Di bawah ini adalah foto saat mengunjungi Jabal Rahmah:

Jamaah E-Holidays saat melakukan Tour di Jabal Rahmah (source; jecko's collection)
Sedangkan foto Tour di depan Gua Hira, tempat Rasululloh menerima wahyu pertama, adalah sebagai berikut:
Jamaah E-Holidays berfoto di depan Gua Hira, Kota Mekkah (source: jecko's collection)


5. Maktab VIP 73 di Mina
Tanggal 8 Agustus 2019 sore atau tanggal 7 Dzulhijah malam, setelah Maghrib, akhirnya kami bergerak ke Mina. Karena menurut kalender Arab,  setelah maghrib kita sudah memasuki hari Tarwiyah (mulai masuk tanggal 8 Dzulhijah). Dengan menggunakan bis akhirnya kami menuju ke Mina. Sampai di Mina kami langsung menuju Maktab 73. Di Maktab 73 ini bergabung banyak kloter jama'ah haji ONH Plus dari Indonesia, dari Singapura, dari Kamboja, termasuk dari Jepang yang antara lain terdiri dari HIS, E-Holidays, dan Mian. Bahkan di tenda E-Holidays bergabung juga 5 orang jama'ah dari HIS.

Bagi orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Jepang dan jarang pulang, berada di Maktab 73 seperti pulang ke tanah air. Semua makanannya adalah menu Indonesia, lengkap dengan lauknya berupa ayam goreng, sambal, sayur pare, kerupuk, peyek, ikan asin dan lain sebagainya. Buah-buahnya juga lengkap ada pisang, jeruk, apel dan lain-lain. Disamping itu ada minuman yang tersedia selama 24 jam di dalam lemari pendingin.

Maktab 73 di Mina
Maktab 73 ini berada di wilayah Mina Utara tepatnya di zona 6 dan berada di pinggir serta bawah pegunungan. Tenda Jama'ah dari Jepang sendiri (HIS, E-Holidays, Mian) berada di posisi paling pinggir di Maktab 73 mepet dengan lereng pegunungan. Dan ada kejadian istimewa di suatu hari saat makan siang, dimana sekawanan monyet turun dari pegunungan untuk ikut makan siang. Saya kira benar-benar hanya kebesaran Alloh SWT, ada sekawanan monyet dapat bertahan hidup di pegunungan yang isinya hanya batu, tanpa ada tumbuhan sedikitpun.

Saat di Mina ini, jama'ah wanita dari E-Holidays karena hanya 5 orang jama'ah bergabung dengan jama'ah dari Mian Hongkong, sedangkan di tenda pria, ada 5 orang jama'ah HIS yang bergabung dengan tenda E-Holidays. 

Secara umum pemandangan di sekitar Maktab 73, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pemandangan di sekitar Maktab 73 (source: Usman's Collection)
Sekawanan monyet turun saat makan siang di Maktab 73 (source: jecko's collection)

6. Wukuf di Arofah dan Mabit di Musdalifah

Wukuf di Arofah dilakukan sejak tanggal 9 Dzulhijah dari pagi sampai dengan matahari terbenam. Di Arofah ini E-holidays mendapakan tenda khusus, satu tenda dengan fasilitas air conditioning. Awalnya sempat sebentar bergabung dengan jama'ah HIS, tetapi akhirnya E-Holiday mendapatkan satu tenda khusus.

Menu makan di Padang Arofah dengan sambal goreng
Di Padang Arofah ini, menu makanannya salah-satunya masih bertema Indonesia, ada sambal goreng dan-lain-lain, di;engkapi buah-buahan dan minuman. Makanan dan minuman sangat melimpah saat di Padang Arofah.

Saat di Padang Arofah, semua jama'ah dibimbing oleh Brother Diallo Abu Dramane saat melakukan ibadah. Kami juga dibimbing saat berdoa bersama di Padang Arofah.

Tenda E-Holiday di Padang Arofah dengan fasilitas pendingin Udara

Saat kami sedang berdoa ba'da Sholat Dzuhur di Padang Arofah, kemudian tiba-tiba turun hujan yang sangat deras. Brother meminta semua jama'ah untuk terus berdoa, karena turunnya hujan dapat menjadi pertanda bahwa doa kita dikabulkan oleh Alloh SWT. Saya ingat saat itu semua jama'ah semakin kusyu' berdoa dan beberapa menangis, termasuk saya sendiri. Saat menangis, sebenarnya saya hanya teringat Bapak saya di Indonesia yang sudah hampir 3 tahun menjalani cuci darah, padahal sudah sejak lebih dari 10 tahun yang lalu Bapak-Ibu saya sudah melunasi biaya haji dan dijadwalkan berangkat haji Tahun 2020 (tahun depan ini). Sepertinya kecil kemungkinan Bapak saya diizinkan berangkat haji, karena cuci darah harus dilakukan seminggu 2 kali. Bapak saya selalu bilang ingin sekali ke tanah suci, karena orang lain yang sakitpun boleh berangkat, bahkan ada tetangga yang kemudian meninggal di tanah suci saat haji. Bapak saya menganggap meninggal di tanah suci itu lebih baik, daripada tidak diperbolehkan berangkat haji.

Sampai di sini saya kemudian tersadar dan paham bahwa ibadah haji itu benar-benar merupakan panggilan khusus dari Alloh SWT kepada umatnya. Kita boleh saja merencanakan perjalanan haji kita, tapi hanya Alloh-lah yang berhak untuk memilih siapa hamba-hambanya yang akan Dia panggil khusus ke tanah suci. Sambil menangis saya doakan agar Bapak dan Ibu saya dapat menunaikan ibadah haji di tahun depan. Ini mungkin momen paling mengharukan dan emosional yang saya alami saat menjalankan ibadah haji ini. Karena sebelumnya saya tidak pernah bisa berdoa sambil menangis, bahkan selama ini saya menganggap lebay terhadap orang-orang yang berdoa sambil menangis.

Saat menjelang maghrib, semua jama'ah keluar dari tenda untuk berdoa di luar, karena memang saat itu udara sudah mulai tidak terlalu panas, ditambah sebelumnya turun hujan. Semua jama'ah benar-benar memanfaatkan momen berdoa ini sampai matahari terbenam, karena semua jama'ah sangat memahami bahwa saat Wukuf di Padang Arofah adalah saat terbaik untuk berdoa. Dan Wukuf di Padang Arofah adalah inti dari ibadah haji.


Semua jama'ah berdoa di luar menjelang maghrib di Padang Arofah

Setelah matahari terbenam, kami kemudian bersiap-siap untuk bermalam di Musdalifah. Dengan menggunakan bis kami berpindah ke Musdalifah


Suasana saat bermalam di Musdalifah
Ada catatan penting untuk persiapan Mabit di Musdalifah ini, karena betapapun telah disiapkan karpet, tetapi karena terlalu banyaknya jama'ah kadang kita tidak kebagian karpet, sehingga sebaiknya jama'ah menyiapkan karpet plastik yang bisa dibeli di Mekkah sebelum pindah ke Mina.


Jama'ah haji E-Holidays saat bermalam di Musdalifah
Setelah mabit di Musdalifah, akhirnya kami bersiap meninggalkan Musdalifah kembali ke Mina untuk melempar jumroh Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijah. Saat kembali ke Mina jama'ah harus antri saat menunggu bis. Bisa dibayangkan bagaimana 3 juta-an jama'ah haji harus dipindahkan pada saat yang bersamaan. Sambil menunggu bis jama'ah dari Jepang melakukan ritual yang sangat khas Jepang, yaitu membersihkan sampah yang berserakan seusai mabit.

Jama'ah haji  dari Jepang kompak mengumpulkan sampah seusai Mabit di Musdalifah
7. Melempar Jumroh Aqobah, Tahalul dan Thawaf Ifadhah

Tepat tanggal 10 Dzulhijah pagi, akhirnya kami kembali ke Mina untuk bersiap-siap melempar Jum'roh Aqobah. Dari Maktab 73 memang agak jauh saat melempar Jum'roh. Kami harus berjalan kaki kira-kira 3-4 kilometer untuk berangkat dan pulang dari Jamarat, jadi total perjalanan sekitar 6-8 kilometer.

Jamarat, tempat melempar Jum'roh di Mina

Untuk rombongan Jepang di Maktab 73 kami sudah rencanakan untuk berangkat bersama. Seinget saya baik HIS, Mian atau E-Holidays tergabung dalam satu rombongan. Kami berangkat sekitar jam 10.30 siang, saat matahari sedang terik-teriknya.

Perjalanan saat melempar Jumroh Aqobah
Perjalanan saat melakukan lempar jum'roh ini melewati jalanan yang panjang dan panas, sekaligus melewati banyak terowongan. Pada beberapa ruas jalan memang ada atapnya, tetapi kebanyakan tidak.

Terkait prosesi melempar jumroh ini berdasarkan pengalaman saya dan istri, sangat disarankan kepada semua jama'ah untuk membawa semprotan air. Semprotan air ini akan sangat berguna untuk menyemprotkan air ke kepala dan wajah agar tidak kepanasan. Saya dan istri membawa 2 semprotan air yang dibeli dari Daiso Jepang, dan sangat bermanfaat sekali. Semprotan saya bahkan saya pinjamkan ke teman satu rombongan dari Bangladesh. Dia sangat senang menyemprotkan air ke wajah dan kepala teman-temannya. Bahkan jama'ah dari rombongan lain dia semprot juga langsung ke arah muka dan kepala, dan semua tampak kegirangan setelah disemprot, dan ada juga yang minta disemprot lagi.

Jama'ah E-Holidays saat di Jamarat


Setelah lempar jumroh selesai dan kami kembali ke Mina, dan memastikan bahwa hewan kurban telah terpotong, kami akhirnya melakukan tahalul awal, yang bagi jama'ah laki-laki yaitu dengan cara mencukur semua rambut sampai plontos. Sedangkan bagi jama'ah wanita cukup memotong rambut seukuran ruas jari tangan saja.

Foto saya setelah melaksanakan tahalul
(Tampak Ustad Jaelani sedang memotong rambut jama'ah lainnya di sebelah kanan)

Setelah melakukan tahalul, kami mencoba untuk melakukan Thawah Ifadhah untuk menyelesaikan prosesi haji sampai tahalul akbar. Karena berbeda dengan Ibadah Umroh, tahalul dengan mencukur rambut saat haji baru disebut sebagai tahalul awal, sedangkan prosesi tahalul benar-benar akan selesai menjadi tahalul akbar setelah kita melaksanakan Thawaf Ifadhah. Jam 15.00 kami sudah menuju ke tempat parkir dan masuk ke dalam bis, tetapi sayangnya sampai dengan 3 jam kami menunggu di dalam bis, tidak ada kejelasan bis ini akan berangkat, karena sopir beralasan tidak ada manager, sehingga bis tidak boleh berangkat. Perlu dicatat bisa ini adalah bis reguler sehingga penumpangnya bukan hanya anggota travel E-Holiday, dan memang hanya bis ini yang ada di Mina untuk semua jama'ah. Akhirnya bis berangkat setelah lepas maghrib, dan kami sampai Masjidil haram sekitar pukul 21 malam. Tetapi karena dihitung-hitung jika kami laksanakan Thawaf, maka akan melewati jam 24 (malam) saat sampai kembali ke Mina, yang artinya harus membayar Dam (denda), maka kami akhirnya memilih untuk melakukan Thawaf ifadhah pada keesokan harinya, dan setelah melaksanakan Sholat Isya' di Masjidil Haram akhirnya kami kembali ke Mina. 

Dan pada keesokan harinya, akhirnya kami berhasil melaksanakan Thawah Ifadhah, dan sorenya setelah hujan, jama'ah E-Holidays melaksanakan lempar Jumroh di hari Tasyrek yang pertama. Saya sendiri dan istri melaksanakan lempar jum'roh setelah Thawaf Ifadah di siang hari bergabung dengan jama'ah dari Pakistan, sebelum hujan deras turun mengguyur Mina. Berita dari tanah  air diberitakan Mina banjir, tetapi yang benar ada genangan saja, sehingga lempar jum'roh baru dibuka lagi sore menjelang maghrib. Setelah melaksanakan lempar jumroh pada tanggal 12 Dzulhijah akhirnya kami kembali ke Mekkah, dan menginap kembali di Hotel Al-Keswah. Ada sedikit miskomunikasi, karena ternyata saat tanggal 12 malam dan 13 Dzulhijah pihak hotel belum menyediakan makanan, tetapi E-Holiday akhirnya membelikan kami makanan dari luar.

8. Ziarah ke Kota Madinah 

Tanggal 16 Agustus 2019 atau 17 Dzulhijah akhirnya kami pindah ke Kota Madinah setelah pada pagi harinya melaksanakan Thawaf Wada' sebagai tanda perpisahan dengan Kaba'. Di Madinah, kami menginap di Hotel Oldest (ODST), samping Masjid Nabawi di dekat Pintu 15, 16 dan 17

Istri saya berfoto di depan Hotel ODST
Hotel Oldest ini sebenarnya hotel yang bagus di Kota Madinah, sekitar bintang 4, hanya karena saking banyaknya jama'ah haji, kami harus sabar dengan banyak hal, terutama saat mengantri lift.

Selama di Madinah, jama'ah E-Holidays tidak makan di hotel, tetapi kami diberi jatah 50 real per hari per jama'ah dan bebas makan di luar.

Ada untungnya karena di Madinah ini terdapat Rumah Makan Indonesia yang cukup besar, dan menunya sangat beragam di dekat hotel, sehingga bagi saya dan istri saya sangat menyenangkan dengan diberikan kebebasan makan di luar ini.

Di rumah makan Indonesia ini, hanya dengan 15 Real kami sudah bisa makan dengan menu nasi, ayam, sayur, dan ditambah teh anget manis. Semua makanan khas Indonesia.

Selama tinggal di Madinah, kami sangat mudah untuk bisa melakukan sholat fardu' berjama'ah di Masjid Nabawi dengan pahala 1000 kali lipat itu.


Saya berfoto di depan Pintu 17 Masjid Nabawi
Kami juga dengan leluasa dapat ziarah ke Makam Nabi Muhamamad SAW dan mengunjungi Raudhah, tempat antara makam nabi dan mimbar nabi, yang merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa.

Saya sendiri mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW sebanyak 3 kali saat di Madinah, dan bahkan pada kali ketiga saya dapat berdiam diri selama hampir 2,5 jam di Raudhah untuk melakukan sholat dua rakaat, memanjatkan doa, dan sekaligus membaca al-qur'an.

Saya masuk ke Raudhah setelah selesai melakukan jama'ah sholat Ashar, dan baru beranjak meninggalkan Raudhah selesai jama'ah sholat maghrib, tepatnya pada tanggal 19 Agutus 2019, antara jam 15.30 - 18.15 waktu Madinah. Hanya atas seizin Alloh SWT dan merupakan perjuangan luar biasa untuk bisa masuk ke Raudhah, di ruangan yang tidak terlalu luas yang hanya sekitar 144 meter persegi. Sangat kecil dibandingkan luas Masjid Nabawi yang hampir 1 kilometer persegi dengan jutaan jama'ah yang berjubel dan saling berebut.

Di Madinah ini, rombongan E-Holiday juga melakukan Tour selama 1 hari dengan menggunakan bis khusus yang disewa oleh travel, diantaranya mengunjungi Masjid Quba yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW, Masjid Kiblat, dan Masjid Syuhada serta Makam Syuhada di Jabal Uhud.


Jama'ah Haji E-Holidays berfoto di depan Masjid Kuba
Jama'ah E-Holidays berfoto di depan Masjid Kiblat

Dan akhirnya pada tanggal 20 Agustus 2019 pagi kami bersiap menuju ke Jeddah Airport untuk kembali ke Jepang. Perjalanan dari Kota Madinah sampai Jeddah Airport ditempuh dalam waktu kurang lebih 6 jam dengan mengendarai bis.

Jama'ah E-Holidays bersiap menuju Jeddah Airport dari Kota Madinah

Setelah itu kami take-off dari Jeddah Airport pada jam 20.05 waktu Saudi dan landing di Dubai International Airport (DBX) jam 00.15. Setelah transit  di Dubai selama kurang lebih 2,5 jam, kami akhirnya take-off kembali jam 2.40 dinihari waktu Dubai, dan landing di Narita Airport jam 17.38 JST pada tanggal 21 Agustus 2019, setelah terbang selama kurang lebih 10 jam dari Dubai.



Video saat landing di Narita Airport, Jepang sekembalinya dari Tanah Suci, 21 Agustus 2019


Secara pribadi, saya dan istri sangat menikmati perjalanan ibadah haji dari Jepang bersama travel E-Holiday pada Tahun 2019 ini. Dan bagi teman-teman yang barangkali tertarik dan ingin tahu lebih jauh mengenai travel E-Holidays ini, silahkan mengunjungi websitenya dengan alamat: http://e-holidays-hajj.jp/ atau bisa mengirim email ke alamat: info@e-holidays-hajj.jp. Bisa juga menghubungi HP/WA Brother Diallo Abou Dramane di nomor: +81-90-3103-9598

Demikian semoga sharing pengalaman ini bermanfaat, terutama bagi teman-teman yang tertarik untuk menjalankan ibadah haji, dalam rangka memenuhi panggilan  Alloh SWT, berangkat dari Negeri Sakura, Jepang.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Tsukuba, Jepang,  18 September 2019



2 comments:

Rodiyan Gibran Sentanu said...

Assalamualaikum

Nama saya Gibran. Bolehkah saya bertanya pak?

Salah satu syaratnya tertulis “punya zairyu kado (KTP Jepang) yg menunjukan sudah lebih dari 6 bulan tinggal di Jepang”.

Apa benar seperti ini pak? Saya cuma nemu syarat “paspor dan visa di jepang masih berlaku 6 bulan sejak tanggal kedatangan di saudi”.

Terima kasih banyak penjelasannya pak.

Jecko Emji said...

Wa'alaikumsalam, Mas Rodiyan Gibran Sentanu. Menurut informasi dari travel saat saya mendaftar dulu, benar seperti itu. Saya dulu juga punya pertanyaan persis seperti itu. Lebih pastinya bisa ditanyakan ke travel. Sudah saya cantumkan no. WAnya juga.