Ini
ada cerita paling konyol sedunia, saat kartu kredit CIMB Niaga yang tidak
pernah sampai ke tangan saya dan tidak saya ketahui berapa nomernya digelapkan
dan digunakan oleh orang lain dengan cara merubah PIN, merubah e-mail saya, merubah
kontak nomer HP dan bisa koordinasi ke CS Bank Niaga atas nama si pemakai kartu
kredit itu, padahal sudah jelas namanya beda dengan saya. Silahkan ikuti cerita
saya berikut ini, sebagai bahan pembelajaran.
Ceritanya
dimulai ketika saya akan berangkat dan pindah ke Jepang pada akhir tahun 2016
lalu. Saat jalan-jalan di acara pameran acara Kompas Traveller di Gedung JHCC,
kira-kira bulan Agustus 2016, ada counter Bank Niaga yang gencar mempromosikan kartu
kredit. Saya akhirnya tertarik karena dengan seringnya saya bepergian ke Jepang
atau Indonesia ke depan, sepertinya saya bisa memanfaatkan diskon tiket pesawat
dan lain sebagainya dengan memanfaatkan kartu kredit.
Permasalahan
terjadi setelahnya. Saya akhirnya berangkat ke Jepang akhir September 2016, dan
kartu kredit saya sepertinya disetujui dan dikirim ke alamat kantor bukan
rumah. Oleh yunior kantor, kartu kredit diserahkan ke adik saya dan akhirnya oleh
adik saya disimpan di kantor konsultannya. Permasalahan terjadi setelah kira-kira
bulan April, awal tahun 2018 adik saya ditelpon Bank Niaga perihal tunggakan
kartu kredit saya. Akhirnya kami baru tahu, kalau kartu kredit saya telah
dipakai orang lain. Setelah adik saya cek di kantornya, akhirnya baru ketahuan
juga, klu kartu kredit saya yang disimpannya hilang, tinggal menyisakan amplop
kartu kredit yang telah terbuka.
Dengan
berbekal informasi adik saya perihal adanya tunggakan kartu kredit tersebut,
akhirnya saya kirim e-mail ke CS Bank CIMB niaga dari Jepang, menanyakan
perihal kartu kredit saya. Dan inilah e-mail saya, yang saya kirimkan pada
tanggal 10 Mei 2018
Surat saya ke pihak Bank |
Dan
inilah jawaban yang saya terima dari Bank CIMB NIAGA setelah saya diminta bukti
scan KTP dan lain-lain. Saya screenshot dari Inbox e-mail saya.
Jawaban Pihak Bank |
Akhirnya
saya dan adik saya berusaha menelusuri sebenarnya siapa yang mengambil dan
menggunakan kartu kredit saya. Tentunya yang aktif adik saya, karena dia yang berada
di Indonesia. Dan akhirnya kami berhasil menemukan oknumnya, dan ketemulah
orangnya. Dia adalah staf kantor adik saya dengan inisial M.
Dari
hasil pengakuan M, dia memang mengaku mengambil dan menggunakan kartu kredit
saya dengan cara mengambil di salah satu lemari di kantor. Mungkin yang
meyakinkan dari pihak Bank karena selama ini ada pembayaran cicilan kartu
kredit tersebut, meskipun akhirnya menunggak sekitar 19 juta rupiah, yang
mengakibatkan CS Bank Niaga akhirnya menelepon adik saya sekitar awal bulan Mei
2018. Saat ini pihak Bank meminta saya untuk menanda-tangani surat dalam rangka
penutupan kartu kredit termasuk, dan adik saya aktif mengirimkan form-formya ke
Jepang, diantaranya adalah surat permohonan potongan cicilan hutang, mengingat
M masih beretiket baik untuk menyelesaikan, tetapi minta dibantu agar ada
keringanan cicilan hutang.
Kejadian
ini akhirnya secara tidak langsung membuktikan bahwa Kartu Kredit Bank Niaga
sebenarnya sangat tidak aman, dan berbahaya mengingat dengan mudah orang lain
bisa menggunakan kartu ini, bahkan mengganti semua informasi penting termasuk
e-mail dan nomer HP saya, yang menyebabkan saya sebagai pemilik sah dari kartu
kredit tersebut tidak pernah mendapatkan report untuk semua transaksi yang ada.
Ini kejadian kriminal sebenarnya, tetapi mengingat saya juga mengenal M dan
yang bersangkutan juga beretiket baik untuk menutup kartu kredit tersebut, maka
niat untuk melaporkan ke polisi sebelumnya, akhirnya saya urungkan.
Tetapi, pengalaman ini menyisakan hal-hal paling konyol terkait security sebuah kartu
kredit yang layak untuk anda pertimbangkan saat apply kartu kredit di Bank yang
bersangkutan, mengingat saya juga menggunakan kartu kredit bank lain di
Indonesia, dan semua rapi melaporkan setiap transaksi dan tagihan melalui
e-mail saya, berikut password securitynya untuk membuka file PDF yang
dikirimkan. Beberapa kekonyolan yang terjadi diantaranya saya rinci sebagai
berikut:
- Saya dikejar-kejar dan ditagih oleh pihak Bank untuk tagihan kartu kredit yang bahkan nomer kartu kreditnyapun saya tidak tahu. Berkali-kali saya mendesak pihak bank untuk memberitahukan nomer kartu kredit saya melalui email yang saya kirimkan dan tidak ada jawaban pasti.
- Saya tidak tahu berapa tagihan kartu kredit saya yang membuat pihak bank mengejar-ngejar saya untuk membayarnya, dan saya juga telah mendesak pihak bank untuk memberitahukan berapa tagihan saya melalui e-mail, tetapi tidak ada konfirmasi. Yang ada pihak bank selalu melakukan konfirmasi dengan pihak yang menggunakan kartu kredit saya, dan akhirnya saya baru tahu orangnya dan nilai tagihannya yang sekitar 19 juta.
- Pihak lain bisa mengganti e-mail saya yang terdaftar di bank, Nomer HP saya (diganti oleh nomer HP pelaku) tanpa ada konfirmasi dari saya. Bukankah ini sangat konyol dan berbahaya. Bisa anda bayangkan jika kartu kredit anda jatuh atau diambil orang lain.
- Aktivasi otomatis kartu kredit oleh pihak Bank tanpa konfirmasi ke pemegang kartu adalah metode yang sangat berbahaya dan keliru yang diterapkan oleh pihak Bank
Demikian
tulisan saya pagi ini agar menjadikan bahan pembelajaran buat semuanya, termasuk
pihak bank.
Joko Widodo
- Pemilik sah Kartu Kredit CIMB Niaga (yang tidak pernah tahu nomer kartu kreditnya berapa)
- Saat ini tinggal di Jepang
No comments:
Post a Comment